Mengapa awan berwarna putih kecuali menjelang hujan badai, dan mengapa pula awan hujan berwarna hitam? Berikut penjelasannya.

Masalah warna awan terkait dengan besar butir-butir air di dalamnya. Memang begitulah awan: kumpulan butir-butir air yang sangat kecil. Buti-butir air itu begitu kecil sehingga karena mengalami benturan terus-menerus oleh moleku-molekul udara mereka tetap bergantung di udara dan tidak terpengaruh oleh gravitasi – sampai saat hujan. Butir itu terus menguap dan mengembun. Itu sebabnya awan senantiasa berubah bentuk.

Butir-butir air dalam sebuah awan putih seperti bola-bola Kristal sangat kecil. Jadi, mereka memantulkan dan membuyarkan cahaya ke semua arah. Seperti air dalam bentuk-bentuk lain – es dan salju – mereka memantulkan dan membuyarkan semua panjang gelombang (warna) cahaya secara adil, maka cahaya matahari yang sampai ke mata kita tetap berwarna putih. Apabila butir-butirnya lebih kecil, lebih kecil dari panjang gelombang cahaya, awan akan ikut berwarna biru seperti langit.

Sementara itu, awan hujan atau hujan badai, seperti yang Anda harapkan, sarat dengan air, dan menunggu peluang yang tepet untuk mengacaukan piknik Anda. Butir-butir ir dalam awan tersebut begitu tebal sehingga menghalangi cahaya dari matahari, amak awan tersebut relative tampak gelap dibanding langit cerah. Bagaimanapun, sesungguhnya awan itu tidak hitam, melainkan hanya bayangannya yang hitam. (Robert L. Wolke dalam bukunya “What Einstein Didn’t Know”)