Ketika karbon dioksida cair dalam tangki berubah menjadi gas karbon dioksida, suhunya cukup dingin untuk membekukan sebagian karbon dioksida menjadi “salju.” Akan tetapi mengapa demikian, gerangan? Itu terjadi karena gas karbon dioksida yang dimampatkan memuai begitu begitu mendapatkan kebabasannya. Lalu, apakah gas yang memuai otomatis menjadi dingin? Betul, perilaku gas memang begitu. Berikut ini alasannya.

Molekul-molekul dalam semburan gas yang sedang memuai mempunyai kekuatan yang cukup dahsyat untuk menembus apa pun yang menghalangi. Perhatikan desakan kuat ketika Anda menggunakan pemadam api itu. Jika tidak hati-hati, Anda bahkan dapat melontarkan bara yang masih menyala ke tempat lain. Dengan kata lain, molekul-molekul gas yang sedang memuai dapat menerjang apa pun – termasuk udara – dengan menghantam molekul-molekul penghalang tersebut.

Sewaktu molekul-molekul gas membentur molekul-molekul benda penghalang, mereka melepas sebagian energi dan mengalami perlambatan, sama seperti bola liar yang bergerak lebih lambat setelah membentur sebuah bola lain. Dan bila molekul-molekul gas bergerak lebih lambat ini mengandung arti bahwa temperatur gas tersebut lebih rendah.

Karbon dioksida dalam tangki pemadam api mengalami tekanan begitu tinggi sehingga ketika dibebaskan gas tersebut memuai sekali, disertai penurunan temperatur yang juga luar biasa. (Sumber: Robert L. Wolke dalam bukunya “What Einstein Didn’t Know”)